Axelline Avrilgina Honesta langsung terpukau begitu melihat lukisan itu. Sebuah lukisan tentang karakter seorang tokoh dalam sebuah film anime. Makin lama ia menatap lukisan itu, makin bertumbuh rasa kagumnya.
"Wah, bagus sekali lukisan itu," ujarnya.
Lukisan itu karya dari kakak teman sekelasnya. Saat itu, 2017, Axcell masih duduk di kelas dua SD. Sejak melihat lukisan tokoh anime itu, siswa kelahiran 10 April 2007 itu pun lalu "jatuh cinta" dengan dunia melukis. Ia lalu mulai belajar melukis dengan menggunakan pensil.
"Awalnya saya membuat karakter dengan mencontoh cover sebuah buku," tutur Axell. Kebetulan guru menggambar di sekolah juga memberi tugas bagi siswa untuk menggambar. Kesempatan itu tak disia-siakan. Ternyata karya pertamanya dipuji gurunya.
“Lukisanmu Seperti Hidup”
"Wah bagus, karya tokoh lukisanmu seperti hidup." Begitu pujian yang diterima dari ayah dan ibunya. Mendapat apresiasi beruntun seperti, hati Exell berbunga-bunga. Terlebih kedua orang tuanya memberi dukungan agar putrinya terus mengasah bakat melukisnya.
Gayung bersambut. Mendapat pujian dan dukungan seperti itu, Axell pun makin giat melukis. Sulung dari dua bersaudara ini belajar melukis secara otodidak. Ia tak mau ikut les menggambar. Sejak SD hingga kini sudah puluhan lukisan ia hasilkan. Sebagian diunggah ke akun Instagram miliknya. Sebagian lagi dikumpulkan di rumah. Ada lukisan tentang tokoh puteri salju, tokoh dalam film-film serial kungfu China, bunga, sunset di sebuah telaga, hingga Dewi Cahaya saat tengah mengirimkan lampion yang menyinarkan cahaya kedamaian agar manusia memeroleh kedamaian.
Komik Pemanasan Global
Belum lama ini Axell membuat komik strip yang diberi judul Komik Pemanasan Global.
Kisahnya tentang seorang anak perempuan yang sutu hari merasa sangat kepanasan. Beruntung di rumah ada kipas angin dan es krim. Saat es krim habis, anak perempuan itu lalu mengambil es batu. Betapa kagetnya saat di ruang frezeer, ia melihat es batu yang ada telah mencair.
Ia lalu memutuskan keluar dari rumah, berharap dapat udara lebih sejuk. Ehh di taman rumah ia justru melihat ada seekor penguin terdampar di situ. Penguin itu bersedih hati karena tersesat sampai jauh dan meminta tolong kepadanya untuk diantar kembali ke kutub utara, tempat tinggalnya. Tetapi sesampai di kutub utara, penguin itu pun kembali bersedih hati. Ternyata es di sana pun sudah mencair.
Dibuat Saat Sedang Kepanasan
"Komik ini saya buat pas cuaca di Medan sedang panas-panasnya," ujar Axell. Lewat komik yang dilukis dari cat berwarna itu, ia ingin mengajak semua orang peduli untuk ikut mengurangi dampak pemanasan global. Caranya dengan makin menambah ruang hijau di sekitar lingkungan tempat tinggal, sekolah atau tempat kerja. Dengan cara begitu, orang bisa menyumbang untuk mengurangi pemanasan global.
Axell yang kini duduk di XI IPS SMA Swasta Sultan Iskandar Muda ini memang punya hobi untuk mencari hal-hal baru lewat seni. Selain melukis, ia juga menekuni membuat benda-benda seni dengan menggunskan bahan dry clay, yakni bahan seperti tanah liat (plastisin) yang bisa mengering saat dijemur. Ia pernah membuat gantungan kunci, tempat perhiasan dari plastisin dan barang lainnya. Setelah dijemur hingga kering, kurang lebih 5 hari, ia lalu mulai mengecatnya.
Saat ditanya rasa puas dari hasil beraktivitas di bidang seni, dengan tertawa riang, Axellline berujar: "Kadang saat pikiran sedang penat karena masalah dengan teman atau kena marah ortu, dengan melukis seluruh rasa penat itu hilang," ujarnya. Meski menyenangi dunia seni, namun Axell belum terpikir untuk jadi seniman. Soalnya untuk prestasi akademik, ia juga tergolong siswa yang cukup moncer.
“Selalu berada dalam posisi 3 besar,” ujarnya. Karena antara otak kiri dan kanan sama-sama berkembang, Axell juga punya cita-cita untuk berkarir di bidang seni.
“Tapi itu sebagai sampingan. Soalnya saat ini, saya juga kepengin jadi akuntan," katanya.
Comments