Maarif Award 2014 diberikan kepada Masril Koto dari Agam, Sumatera Barat dan Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda dari Medan, Sumatera Utara yang diserahkan di Grand Studio Metro TV, Sabtu (7/6/2014) malam.
Penetapan keduanya sebagai penerima Maarif Award 2014 diputuskan setelah pertimbangan dari lima dewan juri yakni Prof. Dr. M. Amin Abddullah, Clara Joewono, Maria Hartiningsih, Andy F. Noya dan Tuan Guru Hasanain Juaini dengan melalui 5 tahapan.
“Mempertimbangkan hasil verifikasi lapangan. Dewan juri berketetapan untuk memutuskan dua kandidat sebagai penerima tahun ini yakno Masril Koto dan Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda dari Medan,” kata TGH, Hasanain Juaini saat membacakan keputusan Dewan Juri.
Menurut Dewan Juri, keduanya merupakan perintis sekaligus motor penggerak perubahan di komunitasnya dengan berpijak pada realitas sosiologis dan tantangan masyarakat mereka masing-masing.
“Keduanya berhasil mentransformasikan semangat kebhinekaan sebagai perekat integrasi sosial,” jelasnya.
Sejak 2002, Masril Koto memprakarsai pendirian LKMA (Lembaga Keuangan Mikro Agrobisnis) semacam bank petani di daerah Solok, Dharmasraya, Payakumbuh, Pasaman dan lain-lain. Kini jumlahnya mencapai lebih dari 500 lembaga di seantero Sumatera Barat dan berbagai daerah lainnya di Indonesia.
Masril Koto dinilai berhasil mentransformasikan peran Bank Petani dalam proses mediasi dan resolusi konflik ketika muncul friksi antara petani pribumi dengan nonpribumi. Dalam hal ini Bank Petani tidak hanya sebatas lokomotif ekonomi kerakyatan.
Dewan Juri menyebutkan, Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda merupakan sedikit lembaga pendidikan di Indonesia yang teguh melakukan proyek pembauran sejak 1987. Sofyan Tan selaku pendiri yayasan ini berkeyakinan pendidikan menjadi media efektif untuk meruntuhkan tembok segregasi etnis dan menghapus kebencian terhadap Tionghoa.
YPSIM melakukan pendekatan subsidi silang pembiayaan sekolah dari orang mampu kepada yang tidak mampu merupakan berperan penting dalam mengikis kecemburuan sosial dan kebencian akibat kesenjangan ekonomi.
Penganugerahan Maarif Award 2014, merupakan penganugerahan ke-5 sejak diberikan pada 2007 lalu yang diberikan kepada Arianto Sangadji yakni aktivis penggerak perdamaian dan rekonsili Muslim-Kristen di Poso dan Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty sebagai tokoh agama pelopor rekonsili dan reintegrasi Kristen-Muslim di Ambon.
Maarif Institute merupakan lembaga gerakan kebudayaan dalam konteks keislaman, kemanusiaan dan keindonesia sesuai cita-cita intelektualisme tokoh nasional Ahmad Syafii Maarif. Lembaga ini dibentuk dalam rangka mewujudkan keadaban, perdamaian, saling pengertian dan kerjasama yang konstruktif bagi kemanusiaan.
Sumber : metrotvnews.com
Komentar